Beliau merupakan putera ketiga dari Ompung Guru Hajjah Khadizah Nainggolan dan Tuan Guru Byung Marbun, sekaligus menjadi kakanda dari Buya Ali Akbar Marbun serta Tuan Guru Mahmun Syarief marbun yang berdomisili di Pakkat.
Pada akhir hayatnya, KH Moraippa tinggal di Kisaran, kota yang menjadi domisilinya sejak mempersunting Ummi boru Gajah, Istri tercinta yang meninggal karena kanker rahim.

Dalam berbagai diskusi dengan penulis, beliau berpesan bahwa pengetahuan tentanga perbandingan agama dapat membuka cakrawala pemikiran agama seseorang sehingga yang bersangkutan dapat sekaligus memahami bidang-bidang lainnya seperti ilmu sosial, biologi dan lain sebagainya.
Diskusi tentang agama ini pula yang membuatnya sangat disukai oleh jemaahnya di mesjid yang dibinanya di Kisaran. Maka tak heran ketika beliau menjadi wali pernikahan penulis di Jakarta, ilmu perbandingan agama ini masih terus diasahnya ketika beliau mengajak penulis berdiskusi.
Beliau menghembuskan nafas terakhir di Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, pada saat akan menunaikan ibadah haji yang kedua. Beliau meninggalkan beberapa anak yang didapat dari istri keduanya. Allahummagfilahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu..
0 Komentar