Senin, 11 Oktober 2010

Sepenggal Kisah Tentang KH Moraippa Marbun alias Ustadz Lumban di Kisaran

KH Moraippa Marbun merupakan tokoh disegani di sekitar tempat tinggalnya di Kisaran. Beliau di sana dikenal dengan sebutan Ustadz Lumban. Kata Lumban merupakan kependekan dari Lumban Batu, yang merupakan cabang marga Marbun yang memang menjadi marga keluarganya. Artinya mereka adalah keturunan Marbun dari anaknya bernama Lumban Batu.

Beliau merupakan putera ketiga dari Ompung Guru Hajjah Khadizah Nainggolan dan Tuan Guru Byung Marbun, sekaligus menjadi kakanda dari Buya Ali Akbar Marbun serta Tuan Guru Mahmun Syarief marbun yang berdomisili di Pakkat.

Pada akhir hayatnya, KH Moraippa tinggal di Kisaran, kota yang menjadi domisilinya sejak mempersunting Ummi boru Gajah, Istri tercinta yang meninggal karena kanker rahim.

Beliau berusaha dan memiliki beberapa kios di Pajak Kisaran di sela-sela kesibukannya menjadi pengurus mesjid di kawasan tempat tinggalnya. Salah satu kesukaannya adalah diskusi perbandingan agama dimana beliau dapat menghafal beberapa ayat dari Al Qur'an, Bible dan kitab-kitab ummat beragama lainnya, baik yang berbahasa Arab maupun yang berbahasa Batak.

Dalam berbagai diskusi dengan penulis, beliau berpesan bahwa pengetahuan tentanga perbandingan agama dapat membuka cakrawala pemikiran agama seseorang sehingga yang bersangkutan dapat sekaligus memahami bidang-bidang lainnya seperti ilmu sosial, biologi dan lain sebagainya.

Diskusi tentang agama ini pula yang membuatnya sangat disukai oleh jemaahnya di mesjid yang dibinanya di Kisaran. Maka tak heran ketika beliau menjadi wali pernikahan penulis di Jakarta, ilmu perbandingan agama ini masih terus diasahnya ketika beliau mengajak penulis berdiskusi.

Beliau menghembuskan nafas terakhir di Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, pada saat akan menunaikan ibadah haji yang kedua. Beliau meninggalkan beberapa anak yang didapat dari istri keduanya. Allahummagfilahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar